Kamis, 28 Januari 2016

BPJS BOARD JANUARI 2016 : "RESOLUSI"




Sejarah Tahun Baru Masehi 1 Januari



Menurut catatan Encarta Reference Library Premium 2005, orang yang pertama membuat penanggalan kalender Masehi adalah kaisar Romawi yang terkenal bernama Gaisus Julius Caesar. Penanggalan ini  dibuat pada 45 SM. Sebelumnya, bangsa Romawi kuno telah memiliki kalender tradisional sejak abad ke-7 sebelum masehi. Namun kalender ini sangat kacau dan mengalami beberapa kali perubahan. Sistem kalendar ini dibuat berdasarkan pengamatan terhadap munculnya bulan dan matahari, dan menempatkan bulan Martius ( atau maret pada saat ini)   sebagai awal tahunnya.



Kaisar Julius Caesar mengganti kalender tradisional ini dengan Kalender Julian. Urutan bulan menjadi: 1) Januarius, 2) Februarius, 3) Martius, 4) Aprilis, 5) Maius, 6) Iunius, 7) Quintilis, 8) Sextilis, 9) September, 10) October, 11) November, 12) December. Di tahun 44 SM, Julius Caesar mengubah nama bulan “Quintilis” dengan namanya, yaitu “Julius” (Juli). Sementara kaisar berikutnya yaitu Kaisar Augustus, mengganti nama bulan “Sextilis” dengan nama dirinya, yaitu “Agustus”. Sehingga sampai sekarang, bulan- bulan ini yang dipakai, mulai dari junius, Julius, kemudian bulan Agustus. 



Perayaan Tahun Baru Masehi 1 Januari



Di beberapa wilayah dan negera di dunia, bulan Januari merupakan upacara keagamaan. Januarius (Januari) diambil dari nama dewa Romawi “Janus” yaitu dewa bermuka dua, muka menghadap ke depan sebagai simbol msa depan dan muka yang satu lagi menghadap ke belakang sebagai simbol masa lalu. Dewa Janus adalah dewa penjaga gerbang Olympus yang diartikan sebagai gerbang menuju tahun yang baru.



Dewa Janus merupakan sesembahan kaum Pagan Romawi. Kaum Pagan, atau dalam bahasa kita disebut kaum kafir penyembah berhala. Ternyata hingga saat ini budaya, ritual, dan upacara keagamaan  kaum pagan ini telah merasuk dan mewarnai kehidupan kita tanpa kita sadari termasuk salah satunya adalah  perayaan pada malam tahun baru. Kaum Pagan juga merayakan tahun baru mereka dengan menyalakan kembang api, membuat api unggun dan mengitarinya, memukul lonceng, dan meniup terompet.


Bulan Januari juga ditetapkan setelah Desember dikarenakan Desember adalah pusat Winter Soltice. Winter Soltice adalah bulan dimana kaum pagan yang merupakan penyembah Matahari merayakan ritual mereka saat musim dingin. Tanggal 1 Januari adalah seminggu setelah pertengahan Winter Soltice, yang merupakan perayaan Paganisme (Penyembah matahari) dan ritual mereka di musim dingin.



Tanggal 1 Januari juga dirayakan oleh orang Persia yang beragama MajÅ«sî. Mereka orang majusi yang menyembah api menjadikan tanggal 1 Januari sebagai hari raya mereka yang dikenal dengan hari Nairuz. Kaum MajÅ«sî  meyakini bahwa Tuhan menciptakan cahaya  pada tahun baru, sehingga mereka akan merayakan peristiwa yang “Agung” ini



Dalam buku Nihâyatul ‘Arob dan al-Muqrizî dalam al-Khuthoth wats Tsâr. Menjelaskan bahwa kaum MajÅ«sî menyalakan api dan mengagungkannya  dalam perayaan tahun baru ini.  Mereka berkumpul di jalan-jalan, halaman dan pantai, mereka bercampur baur antara lelaki dan wanita, saling mengguyur sesama mereka dengan air dan khomr (minuman keras). Mereka berteriak-teriak dan menari-nari sepanjang malam. 






RESOLUSI TAHUN BARU

Apakah membuat resolusi tahun baru adalah hal yang percuma dan sia-sia belaka, atau sebenarnya selama ini cara kita membuat resolusilah yang salah? Mungkin saja yang terakhirlah yang terjadi, kalau melihat tips-tips berikut dan membandingkannya dengan bagaimana kebanyakan orang biasanya membuat resolusi.


Bukti Tertulis. Buat resolusi anda dalam bentuk daftar poin-per-poin, cetak, lalu tempel di tempat-tempat yang sering anda lirik (saya, misalnya, akan menempelnya di sebelah monitor laptop yang saya pantengi berjam-jam setiap harinya). Kalau cuma diingat-ingat dalam hati, yakinlah dalam dua minggu berikutnya anda sudah melupakan resolusi itu selama sisa 350 hari berikutnya. :D


Jangan bikin resolusi banyak-banyak, maksimal cukup 3 atau 4 saja. Kalau di daftar anda ada lebih dari itu, pilihlah yang paling penting dan mendesak atau yang paling bernilai dan berharga bagi hidup anda. Dengan hanya sedikit resolusi, pencapaian anda bisa lebih fokus dan terarah, kemungkinan berhasilnya pun juga lebih besar.


Buat resolusi yang spesifik. Kalau target resolusi anda abstrak atau rancu, pastilah pencapaiannya juga tidak maksimal karena sulit menentukan titik keberhasilannya., Jangan hanya berikhtiar untuk ‘bisa fotografi’; wujudkan keinginan itu secara spesifik, misalnya ‘mengikuti les fotografi tingkat pemula dan dalam 1 tahun sudah mencapai tingkat mahir’.


Perjelas resolusi dengan langkah-langkah perilaku konkrit. Kita ambil contoh lain: Keinginan ‘hidup lebih sehat’ harus dibarengi dengan proses dan strategi menuju ke sana. Buatlah daftar beberapa tindakan nyata yang bisa mendukung resolusi utama anda, misalnya ‘menyertakan sayur dan buah setiap makan’ atau ‘jogging keliling kompleks rumah tiap jam 5 pagi.’


Target perantara setiap beberapa bulan. Ini fungsinya adalah untuk mengontrol agar kemajuan resolusi anda stabil dan tidak dikebut menjelang akhir tahun (yang pada akhirnya hanya akan membuat anda semakin malas untuk mulai melakukannya). Untuk resolusi ‘berat badan berkurang 5 kilogram dalam setahun’, target perantaranya bisa berbentuk ‘pergi ke dokter gizi bulan ini’ atau ‘berat badan berkurang setengah kilogram tiap dua bulan.’


Resolusi dan perilaku yang realistis untuk dilakukan. Meski mungkin anda yakin bisa jogging keliling kompleks rumah tiap jam 5 pagi, coba pikir lagi: realistiskah itu? Semakin sering anda gagal melakukannya, akan semakin malas anda mencapai resolusi yang sudah anda tetapkan. Mungkin ada bisa menurunkan frekuensinya menjadi jogging tiap Sabtu-Minggu saja, sementara di hari biasa anda berolahraga di pekarangan atau dalam rumah.


Catat keberhasilan. Setiap kali anda berhasil melakukan satu perilaku tertentu, catat prestasi itu secara mencolok, misalnya dengan tanda centang hijau besar di sebuah buku khusus atau memasukkan duit seribu di celengan khusus. Ketika nantinya anda sedang merasa malas atau tak termotivasi, anda bisa melihat kembali catatan itu dan teringatkan kalau anda pernah (dan bahkan sering!) berhasil melakukannya.


Beri hadiah bagi diri sendiri, entah ketika memenuhi target perantara atau resolusi utama. Tentukan hadiah seperti apa yang anda inginkan sejak awal merancang resolusi, sehingga hadiah ini bisa menjadi salah satu motivasi tetap sepanjang tahun untuk terus berusaha mencapai resolusi anda.


Ciptakan lingkungan yang mendukung pencapaian resolusi anda. Kalau anda berniat untuk berolahraga pagi-pagi sekali, pasang alarm siapkan sepatu dan baju olahraga di samping ranjang sebelum anda tidur. Sebaliknya, hindari pula lingkungan atau situasi yang bisa menghambat pencapaian resolusi anda, misalnya pergi ke mal-mal tingkat atas ketika anda sedang ingin berhemat.


Anda akan gagal minimal sekali, tapi jangan menyerah. Banyak orang yang tidak pernah berhasil menyelesaikan resolusinya karena mereka langsung menyerah setelah dua-tiga kali khilaf, sesuatu yang disebut sebagai ‘what-the-hell effect‘. Kalau sejak awal anda realistis dengan kesilapan yang mungkin terjadi kemudian, anda akan lebih cepat kembali fokus ke pencapaian target ketimbang berlama-lama menyesali diri. Dan patut disadari pula: kebiasaan buruk yang ingin anda hilangkan lewat resolusi tidak akan pernah 100 persen musnah.


Cari pengawas resolusi anda. Bisa teman, pacar, suami/istri, anak, saudara, orangtua, atau rekan sekerja; pokoknya orang-orang yang sehari-hari sering bersama dengan anda. Beritahu mereka mengenai resolusi anda, dan minta bantuan mereka untuk mengingatkan anda kalau sedang khilaf atau memuji anda jika telah mencapai target tertentu. Lebih baik lagi kalau kalian punya resolusi yang serupa sehingga bisa melakukan resolusi itu secara bersama-sama. Tapi jangan sampai mereka malah jadi ‘setan’ yang menggoda anda lho ya? ^^;


Alternatifnya, buat resolusi anda menjadi sesuatu yang publik. Misalnya mempublikasikan resolusi anda di Friendster/Facebook, blog, atau situs pribadi. Ketika semua orang tahu resolusi anda, ‘tekanan sosial’ yang tak nampak itu tentunya akan membuat anda gengsi jika gagal mencapainya akhir tahun nanti.


Terakhir, hati-hatilah akan efek samping dari resolusi. Menurut John O’Neill, kepala sebuah klinik kecanduan di Houston, AS, banyak kebiasaan buruk yang ingin kita hilangkan dalam resolusi adalah sebuah cara mengatasi stres, misalnya merokok, minum-minum, atau makan banyak. Kalau anda ingin menghilangkan kebiasaan buruk itu, sebaiknya pikirkan juga cara lain untuk menanggulangi stres anda ketika ia datang.

Semoga tips-tips di atas berguna bagi pencapaian resolusi tahun baru anda atau penentuan target anda yang lain :D :D


Sumber:

Andreas (https://popsy.wordpress.com)






 
RESOLUSI SIAPA INI...? :)


 RESOLUSI KEPALA CABANG - KEPALA UNIT






”Perbanyaklah teman atau saudara, agar supaya kita bisa berbuat banyak untuk mereka serta saling bisa mendoakan di antara kita” (Budi Wusonoadi)




“Jadi lebih sehat dan lebih langsing” (Fathoni Irawan)










“Mensyukuri hari ini dan ikhlaskan apa yang telah berlalu” (Sugiyanti)









“Tahun 2016 lebih baik dari tahun  2015” (Tutus Novita Dewi)












“Menurunkan berat badan, dan menemukan partner hidup tentu saja” (Anni Fitriana)












“Tahun depan bisa lebih gemuk dan sehat” (David Sulaksmono)












“Melanjutkan resolusi 2015 yang belum tercapai, yang dibuat tahun 2014, direncanakan 2013 dan dicita-citakan sejak 2012” (Sofyan)













 DUTA SENYUM, SAPA, SALAM TERPILIH



 
YURI ANDRIANI NASTITI - AGUS TRIS BIYANTORO







Posted on by www.hasanudin-corner.blogspot.com | 1 comment

1 komentar: